Untuk mengatasi masalah-masalah, seperti rendahnya kualitas
sarana fisik, rendahnya kualitas guru, dan lain-lain seperti yang telah
dijelaskan diatas, secara garis besar ada dua solusi yaitu:
- Solusi sistemik, yakni solusi dengan
mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti
diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang
diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam
konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip
antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik,
termasuk pendanaan pendidikan.
- Solusi teknis, yakni solusi yang
menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini
misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
Solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada
upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya
kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan,
juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas
guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan
kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan
sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
Atau lebih jelas lagi dapat kita uraikan usaha-usaha yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, yaitu:
1) Meningkatkan Anggaran Pendidikan
Pemerintah
bertanggung jawab untuk menanggung biaya pendidikan bagi warganya, baik untuk
sekolah negeri maupun swasta.
2) Manajemen pengelolaan pendidikan
Manajemen pendidikan yang baik harus memperhatikan
profesionalisme dan kreatifitas lembaga penyelenggara pendidikan
3) Bebaskan sekolah dari suasana bisnis
Sekolah bukan merupakan ladang bisnis bagi pejabat Dinas
Pendidikan, kepala sekolah, guru maupun perusahaan swasta. Tetapi sekolah
merupakan tempat untuk mencerdaskan bangsa.
4) Perbaikan kurikulum
Penyusunan kurikulum hendaknya mempertimbangkan segala
potensi alam, sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana yang ada.
5) Pendidikan agama
Pendidikan agama di sekolah bukan sebagai penyampaian dogma
atau pengetahuan salah satu agama tertentu pada siswa tetapi sebagai
penginternasionalisasian nilai-nilai kebaikan, kerendahan hati, cinta kasih dan
sebagainya.
6) Pendidikan yang melatih kesadaran
kritis
Sikap yang kritis dan toleran, akan merangsang tumbuhnya
kepekaan sosial dan rasa keadilan. Oleh karena itu diharapkan bisa mengatasi
masalah sosial, budaya, politik, dan ekonomi bangsa ini.
7) Pemberdayaan guru
Guru hendaknya lebih kreatif, inovatif, terampil, dan berani
berinisiatif dalam mengembangkan model-model pengajaran secara variatif.
8) Memperbaiki kesejahteraan guru
Guru merupakan faktor dominan dalam penyelenggaraan
pendidikan. Oleh karena itu, upaya perbaikan kesejahteraan guru perlu
ditingkatkan. Sehingga guru tidak hanya dituntut untuk meningkatkan wawasan
maupun mutu mengajarnya serta menghasilkan output yang baik.
9) Perluasan dan pemerataan kesempatan
untuk memperoleh pendidikan
Adapun strategi yang dapat dilakukan, yaitu pemantapan
prioritas pendidikan dasar sembilan tahun, pemberian beasiswa dengan sasaran
yang strategis, pemberian insentif kepada guru yang bertugas di wilayah
terpencil, pemantapan sistem pendidikan terpadu untuk anak yang memiliki
kelainan, serta meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam menunjang pendidikan
yang berkualitas.
Maka dengan adanya solusi-solusi tersebut diharapkan
pendidikan di Indonesia dapat bangkit dari keterpurukannya, sehingga dapat
menciptakan generasi-generasi baru yang ber SDM tinggi. Berkepribadian
pancasila, bermartabat dan menjadi dambaan setiap manusia. Untuk itu diperlukan
pemahaman, penguasaan, kesadaran, dan semangat untuk berbuat kebaikan secara
berkesinambungan. Agar dapat memberikan sentuhan untuk menuju insan terpuji
sebagaimana yang diharapkan bangsa dan negara kita. Maka dengan
adanya solusi-solusi tersebut diharapkan pendidikan di Indonesia dapat bangkit
dari keterpurukannya, sehingga dapat menciptakan generasi-generasi baru yang
berSDM tinggi, berkepribadian pancasila dan bermartabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar