Jumat, 16 Juni 2017

ARTIKEL RELIGI : AYO LAKUKAN KEBAIKAN



Di dalam Al-Qur’an, “baik” atau “kebaikan” menggunakan kata ihsan, birr dan ishlah. Kata ihsan (ahsan dan muhsin) bisa dilihat pada firman Allah SWT:

Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya (QS 4: 125)

Bila dikaitkan dengan definisi ihsan dalam hadits kedatangan Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, maka ihsan adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang karena merasakan kehadiran Allah dalam dirinya atau dia merasa diawasi oleh Allah SWT yang membuatnya tidak berani menyimpang dari segala ketentuan-Nya.

Sedangkan kata “baik” dalam arti birr, bisa dilihat pada firman Allah:

Bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu ke timur maupun ke barat yang disebut suatu kebaikan, tetapi sesungguhnya kebaikan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab dan nabi-nabi, serta memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta: dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (iman nya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa (QS 2:177).

Bila kita kaji ayat-ayat tentang kata al-birr, termasuk ayat-ayat di atas maka akan didapat kesimpulan bahwa kebaikan itu seperti menurut Mahmud Syaltut dalam tafsirnya dibagi menjadi tiga, yakni birr dalam aqidah, birr dalam amal dan birr dalam akhlak.

Adapun kata “baik” dengan menggunakan kata ishlah terdapat dalam banyak ayat misalnya pada firman Allah:

Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: mengurus urusan mereka secara patut adalah baik; (QS 2:220)

Istilah ishlah (berlaku baik) digunakan dalam kaitan hubungan yang baik antara sesama manusia. Penekanan ishlah ini lebih terfokus pada hubungan antar sesama umat manusia dalam rangka pemenuhan kewajiban kepada Allah SWT.

Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Namun kemuliaan manusia ternyata tidak terletak pada keindahan fisiknya. Allah SWT berfirman:

Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakanya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakanya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakanya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS 7: 179).

Oleh karena itu, kemuliaan manusia bisa kita pahami dari iman dan amal shaleh atau kebaikanya dalam bersikap dan bertingkah laku, di manapun dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun situasi dan kondisinya. Itu sebabnya semakin banyak perbuatan baik yang dilakukannya, maka akan semakin mulia harkat dan martabatnya di hadapan Allah SWT. Di sinilah letak pentingnya bagi kita untuk berlomba- lomba dalam kebaikan, sebagaimana firman Allah SWT:

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lomba kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS 2: 148)
Jalan Menuju Amal Baik
Meskipun kebaikan kita sadari sebagai sesuatu yang harus kita laksanakan, ternyata hanya sedikit orang yang antusias untuk melakukan kebaikan itu. Karena itu ada beberapa hal yang bisa dijadikan resep bagi seseorang agar bersemangat melakukan kebaikan.
1. Niat yang ikhlas
Niat yang ikhlas merupakan faktor penting dalam setiap amal. Karena di dalam islam, niat ikhlas merupakan rukun amal yang pertama dan terpenting. Niat yang ikhlas karena Allah dalam melakukan kebaikan akan membuat seseorang memiliki perasaan yang ringan dalam mengerjakan amal-amal yang berat sekalipun. Sedangkan tanpa keikhlasan, jangankan amal yang berat, amal yang ringanpun akan terasa berat.
2. Cinta Kebaikan dan Orang Baik
Seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala pada dirinya terdapat rasa cinta pada kebaikan. Karena mana mungkin seseorang melakukan suatu kebaikan apabila dia sendiri tidak suka pada kebaikan itu. Oleh karena itu, rasa cinta pada kebaikan harus kita tanamkan ke dalam jiwa kita masing-masing sehingga kita menjadikan setiap bentuk kebaikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Sehingga kebaikan akan selalu menyertai kehidupan ini.
Disamping cinta kepada kebaikan, agar kita suka melakukan kebaikan, harus tertanam juga di dalam jiwa kita rasa cinta kepada siapa saja yang berbuat baik. Hal ini akan membuat kita ingin selalu meneladani dan mengikuti segala bentuk kebaikan, siapapun yang melakukannya.
3. Merasa Beruntung Bila Melakukan Kebaikan
Berbuat baik merupakan sesuatu yang sangat mulia dan seseorang akan bersemangat melakukan kebaikan apabila dengan kebaikan itu dia merasa yakin memperoleh keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Beberapa keuntungan yang diperoleh manusia bila ia berbuat baik.
Pertama, selalu disertai oleh Allah SWT, lihat QS 16: 128
Kedua, Menambah kenikmatan untuknya, lihat QS 2: 58, 7: 161, 33: 29
Ketiga, dicintai Allah, lihat QS 7:161, 5:13, 2: 236, 3: 134 & 148, 5: 96.
Keempat, memperoleh rahmat Allah, lihat QS 7:56.
Kelima, memperoleh pahala yang tidak disia-siakan Allah SWT, lihat QS 9:120,
Keenam, dimasukan ke dalam surga, lihat QS 5:85, 39: 34, 6: 84,
4. Merasa Rugi Bila Meninggalkan Kebaikan
Apabila seseorang merasa beruntung dengan kebaikan yang dilakukannya karena sejumlah keutamaan yang disebutkan dalam Al-Qur’an, maka bila seseorang tidak berbuat baik, dia akan merasa sangat rugi, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Manakala di dunia ini seseorang sudah merasa rugi, maka begitupun di akhirat, karena apa yang dilakukan seseorang dalam kehidupanya di dunia, akan sangat berpengaruh pada kehidupanya di akhirat, karena kehidupan akhirat pada hakekatnya adalah hasil dari kehidupan di dunia.
5. Meneladani Generasi Yang Baik
Perbuatan baik dan yang lebih baik lagi akan dilakukan oleh seorang muslim apabila dia mau meneladani orang yang berbuat baik. Hal ini menjadi penting karena dengan demikian dia menyadari, bahwa meskipun ia merasa sudah bnyak melakukan perbuatan baik, tetap saja merasa masih sedikit dibanding orang lain yang jauh lebih baik dari pada dirinya, sehingga akan memicu semangatnya untuk berbuat baik lebih banyak lagi. Karena itu, idealnya seorang mu’min bisa menjadi cermin bagi mu’min lainya, untuk bisa dijadikan perbandingan dalam hal melakukan kebaikan.
6. Memahami Ilmu Kebaikan
Bagi seorang muslim, setiap amal yang dilakukanya tentu harus didasari pada ilmu, semakin banyak ilmu yang dimiliki, dipahami dan dikuasai, maka insya Allah akan makin banyak amal yang bisa dilakukanya, begitu dengan sebaliknya. Apalagi orang yang mempunyai ilmu belum tentu secara otomatis bisa mengamalkanya, ini berarti seseorang akan semakin terangsang untuk melakukan kebaik
an manakala dia memahami ilmu tentang kebaikan itu.

Kebaikan Yang Diterima
Setiap kebaikan yang dilakukan seseorang tentu harus menghasilkan penilaian yang positif dari Allah SWT. Paling tidak, ada dua kriteria tentang kebaikan yang diterima oleh Allah SWT. Pertama , ikhlas dalam beramal, yakni melakukan suatu amal dengan niat semata-mata hanya karena Allah SWT, atau tidak riya dalam artian mengharap pujian selain Allah SWT. Kedua, melakukan kebaikan secara benar, meskipun niat seorang sudah baik, bila seorang melakukan amal dengan cara yang tidak benar, maka hal itu tetap tidak bisa diterima oleh Allah SWT.
Akhirnya, menjadi jelas bagi kita bahwa hidup ini harus kita jalani semata-mata untuk mengabdi kepada Allah SWT (QS 51: 56) yang salah satunya terwujud dalam bentuk melakukan kebaikan, maka perbanyaklah melakukan kebaikan sebagai bekal untuk menjalani kehidupan di akhirat kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERBARU

MENDIDIK ANAK DENGAN CINTA DAN KASIH SAYANG

Kasih sayang merupakan komponen dasar yang utama dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter atau akhlak anak. Seorang guru ...