Senin, 19 Juni 2017

MENDIDIK ANAK DENGAN CINTA DAN KASIH SAYANG




Kasih sayang merupakan komponen dasar yang utama dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter atau akhlak anak. Seorang guru yang memiliki rasa kasih sayang yang besar akan sangat mencintai profesinya dibandingkan dengan seorang guru yang lebih berorientasi terhadap uang. Demikian juga murid yang dididik dengan rasa kasih sayang akan merasa betah dan lebih cepat mengerti dan memahami pelajaran yang disampaikan kepadanya.
Orang tua yang selalu mendidik anak-anaknya dengan rasa cinta dan kasih sayang akan membuat suasana belajar dalam rumah tangga menjadi sangat menyenangkan bagi anak. Anak tidak pernah bosan untuk meyerap setiap pelajaran yang diberikan. Karena tidak ada cara yang lebih baik untuk menawan hati anak dan memenangkan kepercayaannya selain dari mengembangkan rasa cinta dan kasih sayang oleh orang tuanya.
Dengan cinta dan kasih sayang suasana rumah akan menjadi tempat yang sangat menyenangkan bagi anak dan seluruh penghuninya. Sehingga rumah menjadi tempat tinggal dan berkumpulnya seluruh kegembiraan, kedamaian dan kesopanan. Rumah yang dipenuhi dengan sinar cinta dan kasih sayang akan menjadi tempat kejujuran dan segala sifat kebaikan dan kebahagiaan tinggal.
Anak akan belajar mengasihi apabila di rumah kedua orang tuanya hidup dalam suasana penuh cinta kasih sayang. Dengan pelajaran cinta kasih yang diterimanya di rumah anak akan menjadi anak yang lembut dan penurut. Apabila anak dibesarkan dalam suasana rumah yang penuh dengan kebencian dan kedengkian akan melahirkan watak yang gampang tersinggung dan cepat marah, hidupnya akan selalu dipenuhi oleh rasa dendam yang pada akhirnya akan merugikan anak itu sendiri dimasa dewasanya.
Orang tua yang bijaksana tidak harus memperlihatkan kesusahan hidup yang dihadapinya pada anaknya karena kesusahan itu merupakan beban yang mungkin terlalu berat bagi anak dan dengan memperlihatkan kesusahan hidup kepada anak tidak akan mengurangi beban kesusahan itu sendiri, tapi malah membawa akibat yang buruk dikemudian hari pada anak. Anak akan tumbuh menjadi manusia yang tidak memilki kepercayaan diri yang cukup dalam menghadapi kehidupannya sendiri dimasa dewasanya.
Tidak sedikit orang tua yang salah menerapkan rasa cinta dan kasih sayang dalam keluarganya. Tatapan mata penuh cinta kasih, belaian dan perbuatan serta obrolan dirumah memang perlu dan mutlak dilakukan, tapi kebanyakan orang tua lupa bahwa cinta dan kasih sayang tersebut membutuhkan penegasan dan kepastian yang tegas. Rasa cinta dan kasih sayang itu harus diucapkan dengan kata-kata yang mendidik, sehingga anak mengerti dan memahami bahwa dirinya adalah bagian dari keluarganya. Anak akan memahami dan menyadari bahwa dia juga mempunyai hak dan kewajiban serta tanggungjawab dalam keluarga, sama seperti anggota keluarga lainnya.
Jangan biarkan anak hidup dan terombang ambing dengan perasaannya sendiri tentang posisinya dalam keluarga. Penegasan bahwa dirinya adalah bagian dari keluarga itu akan menumbuhkan kesadaran dan rasa memilki sehingga anak akan dengan sukarela menjaga dan merawat serta memelihara tatanan komunikasi yang dipenuhi cinta kasih yang telah dibangun dan dipelihara orang tuanya.
Seringkali orang tua dibuat pusing oleh sikap anaknya yang cendrung enggan membereskan dan merapikan kembali mainan setelah dipergunakan. Apabila kebiasaan tersebut dibiarkan sampai anak menjadi besar dan dewasa, dia akan cendrung meninggalkan setiap peralatan kerja yang telah dipakainya disembarang tempat sebelum kemudian hilang.
Kebiasaan buruk tidak mau atau enggan membereskan atau merapikan kembali mainan setelah dipakai, merupakan ujud dari tingkat kesadaran anak terhadap kepemilikan mainannya. Ketika anak memahami dan menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari keluarga dan bagian dari kepemilikan setiap benda yang berada dalam rumah tentunya dengan kesadarannya sebagai anak dia akan turut menjaga dan merawatnya
Orang tua yang kurang bijaksana dalam mengungkapkan rasa cintanya terhadap anak cendrung akan membereskan dan merapikan sendiri mainan anak yang berserakan, bahkan sebagiannya lagi disertai dengan omelan dan gerutuan yang tidak dimengerti oleh anak. Sikap orang tua yang demikian akan menggiring anak untuk bersikap acuh terhadap lingkungannya. Anak akan kehilangan rasa kepeduliannya terhadap sesama. Dia akan kehilangan rasa cinta dan kasih sayang dalam dirinya dan tumbuh menjadi manusia yang egois, keras kepala, sadis dan maunya menang sendiri.
Memberikan pengertian dengan bahasa cinta yang jelas dan beradab akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang lembut dan penuh tanggungjawab. Anak akan mudah memahami lingkungannya dan enak diajak berkomunikasi, sehinga pada akhirnya setelah dia dewasa kelak dia akan tumbuh menjadi manusia yang keberadaanya diakui sebagai pemberi dan penebar kasih sayang yang jadi panutan bagi sesamanya
Cara terbaik mengajarkan cinta dan kasih sayang kepada anak disamping selalu memenuhi rumah dengan aura cinta dan kasih sayang yang nyaman adalah dengan memberi kesempatan kepada anak untuk melihat rasa cinta dan kasih sayang yang manis yang diberikan orang tua mereka terhadap nenek dan kakek mereka. Dengan cara itu anak akan terbimbing jiwanya untuk mengikuti rasa cinta dan manisnya kasih sayang yang diberikan dan diperlihatkan orang tuanya terhadap ibu bapak mereka. Anak akan terbimbing hatinya untuk memahami bahwa “ sesungguhnya ridha Allah itu terletak pada keridhaan orang tua “ ( Al-Quran ).
Sumber : http://www.untukku.com/artikel-untukku/mendidik-dengan-cinta-dan-kasih-sayang-untukku.html

E-Learning Beserta Dampaknya



Pendahuluan

Digitalisasi mengubah cara hidup manusia pada semua bidang. Tujuan utama digitalisasi adalah untuk mendapatkan efesiensi dan optimalisasi dalam kehidupan manusia. Salah satu produk digitalisasi dalam bidang pendidikan adalah e-learning. E-learning merupakan cara baru proses belajar mengajar dengan menggunakan segala bentuk perangkat elektronik. Makna Sesungguhnya e-learning adalah segala proses pemindahan keahlian dan pengetahuan dengan segala media digital maupun jaringan baik itu intranet maupun internet. Jadi, kita bisa mengatakan bahwa e-book, video dan audio yang digitalkan dalam bentuk kepingan CD sudah menerapkan cara pembelajaran e-learning. Sebagian besar orang menganggap bahwa e-learning itu sebatas pembelajaran secara online. Beberapa para ahli menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan internet. Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e”atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. E-learning yang dibahas dalam paper ini adalah e-learning yang menekankan penggunaan internet.

Perbedaan antara pembelajaran e-learning dengan tradisional. Pada pembelajaran e-learning, pelajar menjadi fokus utamanya. Sedangkan, pembelajaran tradisional, guru dianggap orang yang paling mengetahui segala sesuatu dan ditugaskan menyalurkan ilmu pengetahuan kepada muridnya. Jadi, dalam suasana e-learning akan memaksa pelajar untuk aktif dalam proses pembelajarannya. Sehingga, pelajar harus membuat perencanaan dan mencari materi dengan usaha dan inisiatif sendiri. E-learning dapat menggantikan guru dalam arti sebenarnya. E-learning akan menjadi suplemen dan komplemen wakil guru yang mewakali sebagai sumber belajar yang penting di dunia.

Tujuan E-Learning

Pada era dimana teknologi dan informasi cepat berkembang, e-learning dibutuhkan masyarakat pendidikan. Namun, e-learning bukan hanya sekedar teknologi yang harus tersedia di sekolah-sekolah atau kampus-kampus. Dalam membangun e-learning, instansi pendidikan tidak boleh hanya sekedar bertujuan untuk menyusul ketertinggalan teknologi. Seperti yang dijelaskan oleh Cisco (2001) bahwa filosofis sebenarnya tujuan pembangunan e-learning adalah sebagai berikut.
  • E-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line.
  • E-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajianterhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
  • E-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan
  • Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar conten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.
Karakteristik E-Learning
Ada beberapa persyaratan yang harus di penuhi agar suatu sistem dapat dikategorikan sebagai e-learning, diantaranya sebagai berikut.
  • Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
  • Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks)
  • Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
  • Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di computer
Teknologi Pendukung E-Learning
Teknologi e-learning dikelompokkan menjadi dua, yaitu: technology based learning dan technology based web-learning. Technology based learning dibagi menjadi dua bagian, yaitu: audio information technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan video information technologies (video tape, video text, video messaging). Sedangkan technology based web-learning pada dasarnya adalah data information technologies (bulletin board, internet, e-mail, tele-collaboration).
Namun pada prakteknya dalam pembelajaran sehari-hari, e-learning menggabungkan teknologi-teknologi yang disebutkan diatas. Di antara banyak fasilitas internet, menurut Onno W. Purbo (1997), ada lima aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTP), dan World Wide Web (WWW).

Kelebihan E-Learning

Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997), antara lain.
  • Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
  • Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
  • Secara tidak langsung metode pembelajaran ini mendorong siswa untuk memanfaatkan teknologi sahingga mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga supaya tidak gaptek (gagap teknologi).
  • Menghemat biaya dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar karena membutuhkan fasilitas dan sumber daya relative sedikit jika dibandingkan dengan pembelajaran tradisional.
  • Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
  • Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
  • Siswa harus benar-benar aktif dalam proses belajar, karena dosen hanya bertindak sebagai pengarah, mediator, motivator, dan fasilitator.
  • Mendukung program pemerintah “Go Green” karena dapat menghemat penggunaan kertas yang digunakan untuk mencatat atau mengerjakan tugas.

Kekurangan E-Learning

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain.
  • Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
  • Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
  • Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
  • Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
  • Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
  • Tidak semua pelajaran menuntut siswa harus aktif sepenuhnya. Pelajaran kuantitatif (matematika, fisika, kimia, dll) memerlukan bimbingan dari guru secara langsung. Untuk pelajaran kantitatif  tersebut pembelajaran tradisional masih sangat dibutuhkan olehsiswa.
  • Pertanggungjawaban dari pelajaran yang diajarkan melalui metode e-learning sulit dibuktikan karena pembelajaran tersebut berada di dunia maya, dimana di dunia ini semua bisa dimanipulasi dengan mudah.

Dampak Psikologis E-Learning

Dengan meningkatnya penggunaan e-learning, semakin banyak parameter yang perlu dijelajahi mengenai aspek pembelajaran dalam e-learning, karena hal ini membawa perubahan besar dalam dunia pembelajaran. Walau demikian, banyak aspek yang dapat membawa dampak negatif dalam penggunaan e- learning, misalnya e-learning dapat menjadi dilema disorientasi bagi para siswa karena adanya gap dalam dunia internet.
Penelitian dalam dunia e-learning pada umumnya lebih berfokus pada sisi bisnis, ekonomis, dan teori pembelajaran dari e-learning, sementara jumlah penelitian dalam bidang pengalaman pembelajaran oleh siswa masih minim. Meskipun demikian, beberapa penelitian telah mempelajari pengalaman emosional siswa dalam mengikuti e-learning, dan ternyata didapati bahwa cukup banyak siswa yang merasa terasing dan terisolasi dalam dunia e-learning. Sebagai suatu proses pembelajaran, e-learning pastilah terhubung dengan emosi. Hal tersebut akan membuat pengembangan e-learning dan pengajaran di dalam e-learning dapat lebih kaya dan otentik.
Kerry O’Regan dalam jurnalnya berjudul Emotion And E-Learning, mengeksplorasi berbagai pengalaman dan perasaan emosional mahasiswa dalam mengikuti e-learning. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Berikut adalah hasil penelitian tersebut.
  • Frustasi
    • Dirasakan oleh semua responden. umumnya berkenaan dengan masalah teknologi, proses administrasi, maupun desain dan struktur isi website terhadap proses pembelajaran.
  • Ketakutan dan Kegelisahan
    • Dirasakan oleh hampir semua responden. umumnya diakibatkan oleh kurangnya kontrol dalam sistem e-learning yang digunakan. karakteristik internet yang anonymous juga menjadi salah satu penyebab.
  • Perasaan memalukan
    • Dirasakan oleh sebagian responden, dan yang menarik, semuanya perempuan.  disebabkan karena adanya kemungkinan bahwa ketidakmampuan mereka tersingkap ke partisipan lain.
  • Antusiasme
    • Para responden merasa antusias dalam pengalaman mereka dalam mengikuti e-learning. penyebabnya antara lain: sangat terbantu dengan adanya teknologi, adanya tool baru yang bisa digunakan, dapat memperoleh ilmu dengan lebih luas dari berbagai koneksi yang ada.
  • Kebanggaan
    • Dirasakan oleh beberapa responden. disebabkan karena sifat e-learning yang publik dan permanen.

Kesimpulan

E-learning merupakan cara baru proses belajar mengajar dengan menggunakan segala bentuk perangkat elektronik. Penggunaan internet merupakan fokus utama teknologi yang harus digunakan e-learning. Sehingga memungkin siswa tidak perlu bertatap muka secara langsung dengan guru. Tujuan utama penerapan e-learning untuk mendapatkan efesiensi dan optimalisasi dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu sistem dapat dikategorikan sebagai e-learning. Pada dasarnya teknologi pendukung e-learning dikelompokkan menjadi dua, yaitu audio information technologies dan video information technologies. E-learning tidak selalu membawa dampak positif tetapi juga membawa dampak negatif. Selain itu, ada beberapa dampak psikologi bagi siswa yang menggunakan teknologi e-learning.

SOLUSI PENDIDIKAN DI INDONESIA





Untuk mengatasi masalah-masalah, seperti rendahnya kualitas sarana fisik, rendahnya kualitas guru, dan lain-lain seperti yang telah dijelaskan diatas, secara garis besar ada dua solusi yaitu:
-     Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
-     Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
Solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
Atau lebih jelas lagi dapat kita uraikan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, yaitu:
1)      Meningkatkan Anggaran Pendidikan
Pemerintah bertanggung jawab untuk menanggung biaya pendidikan bagi warganya, baik untuk sekolah negeri maupun swasta.
2)      Manajemen pengelolaan pendidikan
Manajemen pendidikan yang baik harus memperhatikan profesionalisme dan kreatifitas  lembaga penyelenggara pendidikan
3)      Bebaskan sekolah dari suasana bisnis
Sekolah bukan merupakan ladang bisnis bagi pejabat Dinas Pendidikan, kepala sekolah, guru maupun perusahaan swasta. Tetapi sekolah merupakan tempat untuk mencerdaskan bangsa.
4)      Perbaikan kurikulum
Penyusunan kurikulum hendaknya mempertimbangkan segala potensi alam, sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana yang ada.
5)      Pendidikan agama
Pendidikan agama di sekolah bukan sebagai penyampaian dogma atau pengetahuan salah satu agama tertentu pada siswa tetapi sebagai penginternasionalisasian nilai-nilai kebaikan, kerendahan hati, cinta kasih dan sebagainya.
6)      Pendidikan yang melatih kesadaran kritis
Sikap yang kritis dan toleran, akan merangsang tumbuhnya kepekaan sosial dan rasa keadilan. Oleh karena itu diharapkan bisa mengatasi masalah sosial, budaya, politik, dan ekonomi bangsa ini.
7)      Pemberdayaan guru
Guru hendaknya lebih kreatif, inovatif, terampil, dan berani berinisiatif dalam mengembangkan model-model pengajaran secara variatif.
8)      Memperbaiki kesejahteraan guru
Guru merupakan faktor dominan dalam penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu, upaya perbaikan kesejahteraan guru perlu ditingkatkan. Sehingga guru tidak hanya dituntut untuk meningkatkan wawasan maupun mutu mengajarnya serta menghasilkan output yang baik.
9)      Perluasan dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
Adapun strategi yang dapat dilakukan, yaitu pemantapan prioritas pendidikan dasar sembilan tahun, pemberian beasiswa dengan sasaran yang strategis, pemberian insentif kepada guru yang bertugas di wilayah terpencil, pemantapan sistem pendidikan terpadu untuk anak yang memiliki kelainan, serta meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam menunjang pendidikan yang berkualitas.

Maka dengan adanya solusi-solusi tersebut diharapkan pendidikan di Indonesia dapat bangkit dari keterpurukannya, sehingga dapat menciptakan generasi-generasi baru yang ber SDM tinggi. Berkepribadian pancasila, bermartabat dan menjadi dambaan setiap manusia. Untuk itu diperlukan pemahaman, penguasaan, kesadaran, dan semangat untuk berbuat kebaikan secara berkesinambungan. Agar dapat memberikan sentuhan untuk menuju insan terpuji sebagaimana yang diharapkan bangsa dan negara kita.   Maka dengan adanya solusi-solusi tersebut diharapkan pendidikan di Indonesia dapat bangkit dari keterpurukannya, sehingga dapat menciptakan generasi-generasi baru yang berSDM tinggi, berkepribadian pancasila dan bermartabat.

TERBARU

MENDIDIK ANAK DENGAN CINTA DAN KASIH SAYANG

Kasih sayang merupakan komponen dasar yang utama dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter atau akhlak anak. Seorang guru ...